BeritaPopuler, Bogor – Diduga tercampur limbah minyak, beberapa rumah warga yang bermukim dibelakang SPBU Nagrog, Gunung Sindur Kabupaten Bogor Jawa Barat tidak mendapatkan air bersih.
Dikutip dari instagram @gunungsindurbogor, diperlihatkan air yang keluar dari keran yang seharusnya air sumur tetapi justru yang keluar seperti limbah minyak atau bensin.
“Beberapa rumah warga yang dibelakang pom bensin nagrog Gunung Sindur (depan pesantren DQ) airnya tercemar kandungan minyak yang gampang menyala bila terkena api,” dikutip dari akun @gunungsindurbogor pada Senin (11/9/2023).
Dalam unggahan videonya, air yang berwarna seperti bensin pertalite atau pertamax ini saat dibakar melalui media kertas dengan menggunakan korek api, sangat mudah terbakar dan api langsung membesar.
“Karena sangat membahayakan, wargapun memvideokan kejadian tersebut,” terangnya.
Bahkan seorang Ibu yang memperlihatkan air yang ia dapat dari sumber mata airnya ini mengatakan airnya seperti pertamax. “Pertamax gratis euy,” ungkap Ibu yang ada dalam video tersebut.
Atas peristiwa ini, warga setempat meminta bantuan kepada Kecamatan Gunung Sindur dan juga Pemerintah Kabupaten Bogor. “Mohon bantuannya @kabupaten.bogor @kecamatan_gunungsindur,” tandas akun @gunungsindurbogor.
Camat Gunung Sindur Kabupaten Bogor, Dace Hatomi membenarkan peristiwa tercemarnya air sumur oleh air limbah minyak. Dace juga telah berkoordinasi dan meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengirimkan air bersih.
“BPBD sudah (kirim). Saya minta. Makanya saya koordinasi dengan Satpol PP, Dinas LH terkait uji lab, dan Pertamina, BPBD terkait menangani tindakan sementara ketersediaan air,” kata Dace, dikutip dari detik.com pada Senin (11/9/2023).
Dace menyebut, sudah meminta pihak SPBU di sekitar lokasi mengecek langsung. Sehingga, bisa mengetahui jenis BBM yang mencemari warga.
“Orang SPBU saya suruh langsung lihat. Langsung dari keran air, apa yang ada di situ, yang kelihatan, bensin atau bukan. Setelah ditinjau, ‘Oh ini Pertalite.’ Saya berani bilang itu Pertalite, itu dari dia,” katanya.
Kini, SPBU di sekitar permukiman yang diduga jadi sumber pencemaran telah ditutup. Tindakan itu telah sesuai dengan keinginan dari warga.
“Udah tutup kalau masih buka khawatir warga ngebuat (bertindak). Saya sarankan tutup. Kapolsek juga minta ditutup, Satpol PP juga minta tutup, warga juga minta tutup dulu,” pungkasnya.