Scroll untuk baca artikel
Ads Beritapopuler.co.id 325x300
Trend

Sejarah Rebo Wekasan, Tradisi Tolak Bala Marabahaya

×

Sejarah Rebo Wekasan, Tradisi Tolak Bala Marabahaya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi ritual.
Ilustrasi ritual. (FOTO : Pexels)

JAKARTA – Banyak tradisi di Indonesia, salah satunya Rebo Wekasan, apa itu Rebo Wekasan serta apa makna dan tujuan dari tradisi tersebut?

Rebi Wekasan merupakan tradisi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa, Sunda dan Madura. Melansir situs Desa Suci Kabupaten Gresik, Rebo artinya nama hari dalam bahasa Jawa, yaitu Rabu dalam bahasa Indonesia.

Sedangkan Wekasan adalah bahasa Jawa yang artinya pungkasan atau akhir. Jadi, Rabu Wekasan secara bahasa adalah hari Rabu Terakhir. Layaknya sebuah tradisi, Rebo Wekasan memang diadakan di hari Rabu terakhir dari Bulan Safar.

Bulan Safar sendiri yakni dari 12 bulan penanggalan Hijriah. Tradisi budaya Rebo Wekasan ini adalah hari yang tidak tergantung pada hari pasaran dan neptu untuk melakukan suatu upacara adat di Jawa.

Tradisi ini dianggap sebagai hari datangnya sumber penyakit dan marabahaya. Jika mihat upacara adat pada Rebo Wekasan, upacara yang dilakukan bersifat tolak bala.

Tradisi ini merupakan perpaduan nilai-nilai agama Islam dengan tradisi Jawa. Tujuannya hanya satu, yakni menolak bencana atau ‘tolak bala’ dengan kegiatan yang dilakukan seperti berdoa, salat Sunnah dan sedekah.

Disebut juga, tradisi ini merupakan wujud dari Akulturasi Budaya antara Islam dan Jawa. Beberapa daerah yang mengenal dan melakukan tradisi ini ialah daerah yang mayoritas daerah pesisir.

Daerah pesisir biasanya yang dikenal lebih dulu, kuat, dan kosmopolit keislamannya dibanding daerah pedalaman Jawa. Tradisi ini dimulai dari masa penyebaran Islam di Indonesia.

Ketika itu, masyarakat Jawa sangat meyakini di hari Rabu terakhir Bulan Safar adalah hari nahas dari kepercayaan lama kaum Yahudi. Lalu, pada Bulan Safar tahun 1602, beredar kabar rencana penjajahan Belanda di Jawa.

Mendengar kabar tersebut, masyarakat lalu bersama-sama melaksanakan serangkaian ritual menolak kedatangan penjajah tersebut. Nah, ritual tersebut berkembang menjadi tradisi Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan.

Tradisi ini juga berhubungan erat dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Abdul Hamid Quds berpendapat bahwa terdapat 32.000 bala yang diturunkan Allah ke bumi pada hari Rabu terakhir setiap tahun di Bulan Safar.

Wali Songo berperan dalam mengembangkan tradisi ini. Menurut kepercayaan masyarakat Desa Suci, Kabupaten Gresik. Sunan Giri memberikan petunjuk sumber air ketika kekeringan dan berpesan untuk mengadakan upacara adat Rabu Wekasan. (*)

Dapatkan berita terupdate beritapopuler.co.id di: