Penulis: Idham Cholid
Ketua Umum Jamaah Yasinan Nusantara (Jayanusa)
BERITAPOPULER.CO.ID – Senin, 28/8, sekira pukul 11.30 WIB, saya mampir Mapolsek Kertek. Ke Polsek, tentu ada perlunya. Tak sekadar main. Tapi soal keperluan itu, tak usah saya ceritakan di sini.
Yang menarik, ketika saya tengah ngobrol dengan dua orang “anggota” di sana, di ruang Kapolsek, sayup-sayup saya dengar lantunan ayat suci al-Quran dari ruang pelayanan (front office). Ternyata, seorang polisi tengah mengaji.
“Siapa itu pak, apa tiap hari begitu?” Tanya saya.
“Itu mas Fendi, pak.” Jawab Aipda Rifanto.
“Dia selalu memanfaatkan waktu luang untuk ngaji.” Aiptu Handoko menimpali.
Mas Fendi dimaksud adalah Bripka Fendi Triwibowo, SH. Dia Bhabinkamtibmas Desa Damarkasiyan, Kecamatan Kertek. Salah satu desa di kaki gunung Sindoro, Wonosobo.
Pria kelahiran 1987 itu berasal dari Desa Bumiroso, Kecamatan Watumalang. Desa yang terkenal dengan produksi tahu di Wonosobo. Masyarakat Desa Bumiroso juga dikenal religius. Di desa ini ada pesantren besar, dikenal sebagai pesantren anak-anak yang sudah cukup lama, yaitu Pesantren Siwatu. Ini juga pesantren tahfidz. Didirikan oleh al-maghfurlah KH. Ghozali Syihab. Sebagai penerus saat ini, salah satunya, putri beliau: Nyai Hj. Yulia Latifah.
Maka tak begitu heran sebenarnya jika mas Fendi begitu. Dia mungkin sekadar mengalihkan kebiasaan yang sudah dilakukan sejak remaja di kampungnya. Biasa ngaji, nderes al-Quran.
Namun ketika kebiasaan itu terbawa hingga kini, ketika sudah jadi polisi, dengan memanfaatkan waktu luang untuk mengaji, ini yang bagi saya menarik. Karena biasanya, waktu luang kita selama ini sekadar untuk main game, main catur dll, yang mungkin hanya kompensasi “membuang” waktu saja.
Polisi ngaji memang bukan bagian tupoksinya. Tugas polisi, kita tahu, menjaga keamanan, menegakkan hukum, juga mengayomi dan melindungi masyarakat. Justru, jika kegiatan mengaji itu sampai mengganggu tugasnya, ini sangat dilarang. Jelas berdosa.
Tapi saya lihat langsung, Mas Fendi segera menutup al-Quran yang tengah dibacanya itu saat ada warga yang datang minta dilayani. Pelayanan tetap dia utamakan. Setelah itu, dia lanjutkan ngaji lagi.