Scroll untuk baca artikel
Ads Beritapopuler.co.id 325x300
Trend

Masihkah Kita Ingat Keluarga Saat Hari Kiamat Tiba?

×

Masihkah Kita Ingat Keluarga Saat Hari Kiamat Tiba?

Sebarkan artikel ini
Istockphoto 1410750632 612x612
Ilustrasi hari kiamat. (FOTO : iStock)

JAKARTA – Hari kiamat merupakan hari yang sudah pasti tiba, namun kapan tibanya hanya tuhan yang bisa menjawab.

Besarnya hari kiamat sulit untuk dibayangkan. Itu adalah hari ketika dunia hancur total. Dalam berbagai sejarah, gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, banjir dan berbagai bencana alam lainnya terjadi begitu dahsyatnya.

Di sisi lain, seseorang tentu sangat menyayangi keluarganya. Misalnya, seorang suami akan berusaha melindungi istri dan anak-anaknya jika ada potensi bahaya.

Suami adalah pelindung dan pelindung. Jika ada anggota keluarga dalam bahaya, seringkali suami atau ayah rela mengambil risiko untuk menyelamatkan mereka.

Namun sifat-sifat suami yang mulia tidak dapat ditemukan pada hari kiamat. Digambarkan suami melupakan keluarga, ibu melupakan anak yang disusuinya.

Hal ini terjadi karena sebuah kengerian yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah dunia. Manusia diliputi ketakutan dan kekhawatiran begitu terompet hari kiamat ditiup oleh Malaikat Israfil.

Mengutip liputan 6, peristiwa kiamat sangatlah dahsyat dan sulit dibayangkan oleh pikiran manusia. Misalnya Allah menjadikan anak kecil tiba-tiba beruban karena beratnya hari kiamat.

Allah berfirman,

فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا

“Bagaimana mungkin kalian bisa bertaqwa sementara kalian tetap kafir kepada hari kiamat yang menjadikan anak-anak beruban.” (Al-Muzammil: 17)

Demikian juga seorang Ibu yang sangat menyanyangi bayinya. Ketika terjadi kiamat, sang ibu akan melalaikan (tidak peduli) dengan bayi yang sedang ia susui.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُمْ بِسُكَارَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ

“Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu. Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah), pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, semua wanita yang menyusui anaknya lalai terhadap anak yang disusuinya, dan semua wanita yang hamil gugur kandungan. Kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. Akan tetapi adzab Allah itu sangat keras.” (QS.al-Hajj:1-2)

Salah satu hal yang menunjukkan betapa dahsyatnya hari kiamat adalah seseorang yang lari dari ayah dan ibunya, lari dari istri dan anak-anaknya, serta lari dari saudara-saudaranya di hari kiamat.

Padahal, secara logika dan kodrat manusia, mereka akan sangat senang bisa bertemu dengan keluarganya setelah lama tidak bertemu karena dipisahkan oleh kematian.

Ternyata alasan mereka lari dan menghindar karena takut digugat oleh anak, istri, ayah dan ibu serta keluarganya. Ia ditanya kenapa di dunia ini ia tidak menunaikan kewajibannya sebagai ayah dan suami, salah satunya memberikan pendidikan agama bagi keluarganya. Dia juga harus fokus pada urusannya sendiri pada hari kiamat.

Allah berfirman,

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ

“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya”. (QS. ‘Abasa: 34-37)

Tafsir AL-Qurthubi menjelaskan,

أي تجيء الصاخة في هذا اليوم الذي يهرب فيه من أخيه ; أي من موالاة أخيه ومكالمته ; لأنه لا يتفرغ لذلك ، لاشتغاله بنفسه

“Yaitu ketika datangnya hari kiamat ia akan lari dari saudaranya yaitu lari dari berdekatan dan berbicara dengan saudaranya (keluarga). Ia tidak fokus (terlalu peduli) dengan hal tersebut karena sibuk dengan urusan dirinya.” [Tafsir Al-Qurtubi]

Hal ini tidak mengherankan, karena di hari kiamat dua orang sahabat yang sangat dekat di dunia, di akhirat bisa saja menjadi musuh karena persahabatan mereka tidak dibangun atas dasar ketakwaan kepada Allah.

Misalnya ketika waktu salat tiba, tidak ada satupun yang mengingatkan untuk salat, mereka terus bermain-main dan beraktivitas. Di kemudian hari, mereka akan saling menyalahkan dan bermusuhan satu sama lain di hari kiamat.

Allah berfirman,

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. (Az Zukhruf: 67)

Syaikh Abdurrahman As- Sa’diy menafsirkan,

لأن خلتهم ومحبتهم في الدنيا لغير اللّه، فانقلبت يوم القيامة عداوة

“Karena persahabatan dan kecintaan mereka di dunia bukan karena Allah, maka berubah menjadi permusuhan di hari kiamat.”[TafsirAs-Sa’diy]. (*)

Dapatkan berita terupdate beritapopuler.co.id di: