BERITAPOPULER.CO.ID, JAWA TENGAH -Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Marwan Jafar, menyoroti kondisi ekonomi masyarakat yang kian sulit, terutama di daerah pemilihannya yang meliputi Kabupaten Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan.
Dalam kegiatan reses yang dilakukannya dalam beberapa hari terakhir, Marwan menerima banyak keluhan warga. Ia menyebutkan bahwa para tukang ojek pangkalan mengeluh sepi pelanggan, pedagang pasar mengalami penurunan daya beli masyarakat, hingga kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah pabrik dan perusahaan terus meningkat.
Menanggapi situasi yang disebutnya sebagai kondisi “sudah jatuh tertimpa tangga”, Marwan Jafar mendorong pemerintah daerah, pelaku usaha, dan sektor swasta untuk ikut bertanggung jawab dan terlibat aktif dalam mencari solusi konkret atas masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat.
“Saya mendesak agar pihak berwenang serius menangani persoalan-persoalan tersebut. Pemerintah daerah di Kabupaten Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan harus memiliki program terobosan untuk membantu kesulitan hidup mayoritas warga masyarakat lapisan bawah,” tegas Marwan Jafar, Kamis (10/4/2025).
Sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah III, Marwan meyakini bahwa dengan kerja keras dan kecerdasan pemerintah daerah, akan muncul berbagai program sosial-ekonomi yang dapat segera dieksekusi demi membantu rakyat.
Ia mencontohkan program padat karya dalam pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur seperti jalan, jembatan, saluran irigasi, serta pasar-pasar kecamatan yang dinilai masih membutuhkan peningkatan. Begitu juga dengan sektor perikanan tangkap dan budidaya, peternakan, dan pertanian yang masih perlu penanganan berkelanjutan.
Lebih jauh, Marwan juga mendorong pemda agar lebih aktif menjalin kerja sama dengan dunia usaha dalam rangka pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), baik dari BUMN, BUMD, maupun perusahaan swasta, agar lebih terukur dan berdampak.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi untuk mewujudkan program nasional ketahanan pangan yang berbasis pada potensi lokal serta memanfaatkan teknologi tepat guna dan kearifan lokal.
Tak hanya itu, Marwan turut menyoroti peluang yang dapat dimanfaatkan dalam menyukseskan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menilai penting adanya pelibatan masyarakat sesuai bidang keahliannya guna mendorong keadilan sosial yang lebih luas.
“Misalnya diikutkan pada tender menyediakan barang maupun makanan yang masih dalam mata rantai program MBG tersebut. Mulai dari menu ikan, nasi, sayur dan buah. Juga sangat mungkin ikut membuat piring-piring atau alas makan dari bahan anyaman bambu, bisa berbentuk besek yang dibuat secara massal atau padat karya tadi,” pungkas Marwan.(lis)