Scroll untuk baca artikel
Ads Beritapopuler.co.id 325x300
Trend

Gaduh, Ade Armando Senggol Yogyakarta Soal Politik Dinasti

×

Gaduh, Ade Armando Senggol Yogyakarta Soal Politik Dinasti

Sebarkan artikel ini
Ade Armando. (FOTO : CNN Indonesia)
Ade Armando. (FOTO : CNN Indonesia)

JAKARTA – Gaduh, Ade Armando senggol politik dinasti sesungguhnya ada di Yogyakarta.

Hal itu disampaikan oleh Dosen Universitas Indonesia (UI) itu dalam sebuah video di kanal YouTube pribadinya. Selain itu, pria yang juga saat ini menjadi caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Itu juga melontarkan kritik ke BEM UI dan UGM.

Seperti diketahui, kedua BEM tersebut gencar melontarkan kritik praktik politik dinasti menjelang Pilpres 2024.

Ade juga menyoroti kaos yang mereka gunakan bertuliskan ‘republik rasa dinasti’. Dia merasa ironis dengan aksi tersebut sebab politik dinasti sesungguhnya menurut Ade justru berada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi lokasi aksi mereka.

“Ini ironis sekali, karena mereka justru sedang berada di sebuah wilayah yang jelas-jelas menjalankan politik dinasti dan mereka diam saja,” kata dia dalam cuitannya, mengutip CNN, Senin (4/12/2023).

“Anak-anak BEM ini harus tahu dong, kalau mau melawan politik dinasti, ya politik dinasti sesungguhnya adalah DIY. Gubernurnya tidak dipilih melalui pemilu,” imbuhnya.

Lebih lanjut, kata Ade, Gubernur Yogyakarta saat ini adalah Sultan Hamengkubuwono X yang tidak dipilih melalui pemilu melainkan karena garis keturunan. Dia menuturkan, pemerintahan Daerah Istimewa di Yogyakarta diatur dalam UU nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY.

Ade menyebut salah satu mantan anggota DPR yang berperan besar membidani kelahiran UU itu adalah Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut tiga sekaligus kader PDIP. Ganjar pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR sebelum maju di Pilgub Jawa Tengah pada 2013.

“Dan salah satu anggota DPR yang berperan besar dalam kelahiran UU itu adalah wakil ketua panja kerja di DPR, yang bernama Ganjar Pranowo,” kata dia.

Ade mempertanyakan alasan mahasiswa diam terkait praktik politik dinasti di Yogyakarta. Padahal menurut dia, hal itu jelas-jelas bertentangan dengan konstitusi.

Ditanya lebih lanjut soal itu, dia menilai semua daerah mestinya tunduk pada UUD 1945 yang menetapkan pemilihan kepada daerah harus dilakukan secara demokratis. Oleh karena itu, selama menjadi bagian dari NKRI, Yogyakarta harus tunduk pada aturan tersebut.

“UUD 45 menetapkan pemilihan kepala daerah harus dilakukan secara demokratis. Tidak bisa turun temurun. Selama menjadi bagian dari NKRI, Jogja harus tunduk pada UUD 1945,” katanya. (*)

Dapatkan berita terupdate beritapopuler.co.id di: