Scroll untuk baca artikel
Ads Beritapopuler.co.id 325x300
Populis

Fenomena Komunikasi dalam Pertemanan Zaman Sekarang: Antara Kedekatan dan Jarak

×

Fenomena Komunikasi dalam Pertemanan Zaman Sekarang: Antara Kedekatan dan Jarak

Sebarkan artikel ini

Noviyanti Putri Rahmadani
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media Surabaya

BERITAPOPULER.CO.ID – Kiwari, komunikasi antar teman sudah jauh berbeda. Perkembangan teknologi memudahkan kita semua. Kita tak lagi membutuhkan uang koin untuk menggunakan telepon umum. Kita tak lagi perlu menulis surat dan menunggu balasan beberapa hari kemudia. Semua teratasi dengan mudah kita bisa bertukar kabar melalui berbagai aplikasi seperti WhatsApp, Instagram, atau TikTok.

Namun, tentu saja, ada sisi-sisi yang perlu diperhatikan. Dari perkembangan teknologi itu, kita harus melempar pertanyaan reflektif untuk membuka mata kita: apakah komunikasi itu tetap bisa menjaga kedekatan pertemanan yang sejati?

Media sosial dan aplikasi chat sekarang memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan teman-teman meski terpisah jarak yang jauh. Kita bisa mengirim pesan, foto, atau video dalam hitungan detik. Bahkan kita bisa chat atau video call kapan saja, kapan pun, di mana pun.

Namun, meskipun bisa terhubung terus-menerus, komunikasi digital seringkali terasa kurang mendalam. Misalnya, kita mengirim pesan atau komentar yang singkat tanpa benar-benar berpikir atau merasakan apa yang teman kita butuhkan.

Jadi, meskipun kita selalu terhubung, kadang terasa seperti ada jarak. Hal ini bisa membuat kita merasa lebih dekat dengan teman-teman di media sosial, tapi sebenarnya merasa lebih jauh dalam perasaan.

Fenomena “terlalu terhubung, tapi tetap merasa jauh”ini semakin sering terjadi. Kita mungkin punya banyak teman di media sosial, tapi kenyataannya sering merasa kesepian atau terasing. Pesan-pesan singkat, like, atau emoji kadang tidak cukup untuk menunjukkan perhatian yang sebenarnya kita butuhkan.

Salah satu hal yang terlihat jelas di dunia digital adalah kita bisa punya banyak teman hanya dengan menekan tombol “Follow” atau “Add Friend.” Tapi, apakah jumlah teman itu mencerminkan kedalaman hubungan kita dengan mereka?

Di dunia maya, banyak orang yang lebih fokus pada jumlah teman atau pengikut daripada kualitas hubungan yang sebenarnya. Banyak orang bangga punya ratusan atau ribuan teman di media sosial, tetapi apakah hubungan itu benar-benar dekat? Kebanyakan orang hanya saling berinteraksi lewat postingan atau komentar, tetapi jarang mengobrol lebih dalam. Banyak hubungan di media sosial yang hanya berdasarkan citra, bukan kenyataan.

Maka dari itu, kualitas pertemanan jauh lebih penting daripada kuantitas. Teman yang bisa berbagi cerita dan mendengarkan kita saat sedang kesulitan jauh lebih berharga daripada ribuan teman yang hanya tahu kita dari apa yang kita posting di media sosial.

Meskipun komunikasi digital memberikan kenyamanan, ada dampak negatif yang kadang nggak kita sadari. Salah satunya adalah FOMO (Fear of Missing Out), yang membuat kita merasa cemas atau iri melihat teman-teman di media sosial yang terlihat lebih sukses atau lebih bahagia. Padahal, apa yang kita lihat di media sosial sering kali hanya bagian dari kehidupan yang mereka pilih untuk tunjukkan.

Selain itu, komunikasi yang terbatas di dunia maya juga bisa bikin kita merasa lebih terisolasi. Ketika kita nggak bisa berbicara langsung atau jujur dengan teman, misalnya tentang masalah atau perasaan kita yang sebenarnya, pertemanan kita jadi terasa kurang tulus. Kita bisa merasa sendirian meskipun punya banyak teman online.

Di dunia digital, kita sering lupa untuk menjaga etika dalam berkomunikasi. Komentar atau pesan yang salah bisa menyinggung perasaan teman atau bahkan merusak hubungan. Masalah seperti cyberbullying (perundungan online) semakin banyak ditemui, dan ini bisa berdampak buruk pada pertemanan kita. Kita harus ingat bahwa meskipun berkomunikasi lewat layar, kita tetap berbicara dengan manusia yang memiliki perasaan.

Etika komunikasi di dunia maya itu penting, bukan hanya sekedar sopan santun, tapi juga bagaimana kita menunjukkan empati dan perhatian terhadap teman kita. Mengirim pesan yang penuh makna dan peduli jauh lebih baik daripada sekadar like atau komen singkat tanpa arti. Kita perlu menjaga agar hubungan tetap sehat dan tidak terganggu oleh kebiasaan negatif yang bisa merusak persahabatan.

Komunikasi dalam pertemanan zaman sekarang memang lebih mudah dengan adanya teknologi, tetapi itu juga membawa tantangan baru. Meskipun kita bisa terhubung kapan saja dan di mana saja, kita harus lebih bijak dalam menggunakan teknologi agar komunikasi tidak hanya sebatas permukaan. Teman sejati adalah mereka yang bisa berbagi cerita, mendukung di saat sulit, dan saling peduli, bukan hanya berdasarkan gambar atau status di media sosial.

Kita perlu mencari keseimbangan antara pertemanan di dunia maya dan dunia nyata. Jangan sampai kita terjebak dalam hubungan yang hanya terlihat dekat di luar, tapi sebenarnya jauh dalam perasaan. Teman yang baik itu yang bisa kita ajak bicara tentang apa saja, bukan cuma lewat chat, tetapi juga saling memahami dan mendukung satu sama lain dalam kehidupan nyata.(*)

Dapatkan berita terupdate beritapopuler.co.id di: