JAKARTA – Kereta cepat Jakarta – Bandung diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Lalu bagaimana nasib Argo Parahyangan?
Sejak akhir tahun 2022, isu ‘suntikan mematikan’ untuk Argo Parahyangan mengemuka menjelang beroperasinya kereta berkecepatan tinggi.
Argo Parahyangan sendiri merupakan layanan kereta api jarak jauh yang menghubungkan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat hingga Stasiun Bandung, Kota Bandung.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun buka-bukaan soal nasib layanan Argo Parahyangan pasca kereta cepat. Jokowi menegaskan, layanan kereta api akan terus hadir di tengah masyarakat.
Ia mengatakan kehadiran Argo Parahyangan akan menjadi pilihan transportasi tambahan bagi masyarakat. Sama seperti jalan tol dan jalan nasional, masyarakat dipersilakan memilih sesuai keinginan dan kebutuhannya masing-masing.
“Ya kita lihat saja. Masyarakat dikasih banyak pilihan, masyarakat dikasih pilihan. Pilih ini, pilih ini, pilih ini. Termasuk jalan yang sama, kalau mau lewat jalan nasional silakan, kalau mau lewat tol.” tolong jalan lho,” ucap Jokowi di Stasiun Padalarang, melansir Detik, Selasa (3/10/2023).
Kementerian Perhubungan sendiri sebelumnya memastikan Argo Parahyangan akan tetap mengoperasikan layanannya. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal mengatakan operasional Argo Parahyangan akan tetap beroperasi meski Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga mulai beroperasi.
Argo Parahyangan tetap beroperasi, kata Risal singkat saat dihubungi detikcom, Selasa (27/6/2023) lalu.
Risal menjelaskan, banyak perbedaan antara Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Kereta Argo Parahyangan, mulai dari rute hingga target pasar. “Karena ini beda jalur kereta cepat menuju Argo Parahyangan, dan masyarakat yang dilayani juga agak berbeda,” kata Risal.
Apa Bedanya?
Meski merupakan moda kereta yang sama, namun kereta Argo Parahyangan dan kereta cepat bernama ‘Whoosh’ memiliki banyak perbedaan.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung sendiri direncanakan memiliki kecepatan hingga 350 kilometer per jam. Dengan kecepatan tersebut, target dari Stasiun Halim di Jakarta Timur dan Stasiun Tegalluar di Bandung hanya akan ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit.
Bagi yang ingin bepergian ke Kota Bandung harus menyambung kereta feeder dengan perkiraan waktu sekitar 18-22 menit. Otomatis untuk mencapai pusat Kota Bandung dengan Kereta Cepat dari Jakarta memakan waktu maksimal 50-60 menit.
Tarifnya, menurut Presiden Jokowi saat meresmikan Kereta Cepat tersebut, akan berada pada kisaran Rp250.000-350.000 per orang. Namun hingga saat ini belum ada penetapan harga dari PT KCIC selaku operator. Nantinya, penumpang akan dibagi menjadi 3 kelas pada Kereta Cepat, Kelas Satu, Kelas Bisnis, dan Kelas Ekonomi.
Usai diresmikan Jokowi hari ini, masyarakat masih bisa menjajal kereta cepat tersebut secara gratis. Rencananya hal ini akan berlaku hingga pertengahan Oktober mendatang.
“Kami perpanjang secara gratis hingga kurang lebih pertengahan bulan,” kata Jokowi di Stasiun Padalarang, Bandung.
Berbeda dengan KA Argo Parahyangan. Dilihat dari aplikasi Access by KAI, harga tiket untuk satu orang adalah Rp 150.000 untuk kelas ekonomi dan Rp 200.000 untuk kelas eksekutif. KAI juga membuka layanan angkutan panorama seri Argo Parahyangan dengan harga Rp 450.000.
KA Argo Parahyangan sendiri memulai perjalanannya di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat dan tujuan akhirnya Stasiun Bandung, Kota Bandung. Waktu tempuh diperkirakan 2 jam 54 menit. (*)